Kejadian ini terjadi tidak lama setelah angkatan laut China memulai patroli gabungan tahunannya dengan angkatan laut Rusia di Samudra Pasifik. Menurut laporan Institut Angkatan Laut AS, patroli ini dikatakan lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya, termasuk patroli pada tahun sebelumnya di mana lebih dari 10 kapal dari China dan Rusia membentuk armada di lepas pantai Alaska.
Ketegangan antara AS dan China di wilayah ini menjadi perhatian internasional, terutama dalam konteks geopolitik global. Hal ini dapat menjadi dorongan untuk lebih memperkuat kerjasama keamanan regional di kawasan Asia Pasifik.
Pada awalnya, penemuan kapal-kapal China ini menjadi topik pembicaraan internasional. Seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan China, peristiwa ini menarik perhatian karena memperlihatkan adanya persaingan kekuatan di wilayah Asia Pasifik. Dengan demikian, patroli rutin yang dilakukan Penjaga Pantai AS akan semakin penting untuk memantau keamanan di perairan AS dan sekitarnya.
Keberadaan kapal-kapal China di Zona Ekonomi Eksklusif AS juga menimbulkan kekhawatiran terkait kebebasan navigasi dan penetapan wilayah laut yang sah di wilayah tersebut. Kehadiran kapal-kapal militer asing di perairan AS dapat dianggap sebagai ancaman keamanan nasional, sehingga memerlukan respons yang tegas dari pemerintah AS.
Perlu adanya transparansi informasi terkait kegiatan kapal-kapal militer asing di perairan AS guna menjaga keamanan dan kedaulatan nasional. Serta perlunya dialog dan kerjasama antara negara-negara yang terlibat untuk mengatasi isu-isu keamanan di wilayah tersebut. Keterbukaan dan kerjasama yang baik antar negara-negara dapat membantu mengurangi potensi konflik di wilayah tersebut.