Selain itu, Jepang juga akan terus menerapkan sanksi yang berat terhadap Rusia sebagai respons atas tindakan agresi tersebut. Menteri Luar Negeri Jepang, Yoko Kamikawa, telah menegaskan bahwa agresi Rusia terhadap Ukraina merupakan tindakan yang keterlaluan yang mengganggu tatanan internasional. Dalam pernyataannya, ia menyatakan bahwa Jepang akan terus melakukan upaya-upaya, termasuk menerapkan sanksi-sanksi berat terhadap Rusia.
Dalam konteks hubungan bilateral antara Jepang dan Rusia, pihak Jepang juga akan menangani isu-isu yang perlu ditangani oleh kedua negara sebagai tetangga, seperti penangkapan ikan dan kegiatan ekonomi lainnya, dari perspektif kepentingan nasional Jepang dalam keseluruhan diplomasi negara tersebut.
Keputusan pemerintah Jepang untuk memperpanjang sanksi ekonomi terhadap Rusia merupakan langkah yang diadopsi dari negara-negara G7 sebagai respon terhadap invasi Kremlin yang dilancarkan dua tahun lalu. Meskipun sanksi yang diterapkan memberi tekanan pada Rusia, namun sanksi tersebut juga berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Kenaikan biaya hidup yang disebabkan oleh naiknya harga bahan bakar menjadi salah satu dampak dari sanksi yang diberlakukan terhadap Rusia. Pasalnya, Jepang sangat bergantung pada impor gas dan minyak dari negara tetangga di utara tersebut.
Sebelumnya, negara-negara G7 telah melarang bank-bank Rusia menggunakan SWIFT, sistem pembayaran internasional, serta melarang ekspor semikonduktor dan produk teknologi tinggi ke Rusia. Mereka juga menyerukan larangan impor batu bara dan minyak dari Rusia sebagai tindakan penekanan terhadap agresi Rusia di Ukraina.