Pejabat administrasi senior AS juga menilai bahwa Iron Dome kemungkinan tidak mampu merespons serangan Hizbullah dengan efektif. Mereka menyebutkan bahwa beberapa baterai Iron Dome mungkin akan kewalahan dalam menghadapi serangan tersebut. Namun, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membantah adanya kerusakan pada sistem Iron Dome. Mereka mengklaim bahwa sistem pertahanan udara itu masih berhasil mencapai tingkat keberhasilan 95,6 persen.
Iron Dome, yang merupakan sistem pertahanan udara milik Israel, bekerja dengan melepaskan roket untuk mencegat serangan yang datang. Namun, serangan yang dilaporkan terjadi pada Senin (10/6/2024) di Kiryat Bialik, Haifa, menunjukkan bahwa serangan dari Lebanon berhasil menembus wilayah udara Israel, menandakan kerentanan sistem pertahanan udara tersebut.
Sistem pertahanan udara seperti Iron Dome bergantung pada persediaan rudal pencegat dan dapat dikalahkan jika serangan musuh cukup besar. Oleh karena itu, serangan terus-menerus yang dilancarkan oleh Hizbullah dengan senjata canggih dapat secara signifikan merusak kemampuan Iron Dome dan mengancam keamanan warga Israel.