Teknologi genomik juga memainkan peran penting dalam inovasi pertanian. Dengan menggunakan teknik pengeditan gen seperti CRISPR, ilmuwan dapat menciptakan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap hama, penyakit, dan kondisi lingkungan yang ekstrem. Misalnya, varietas padi yang telah dimodifikasi secara genetik untuk tahan terhadap kekeringan dapat membantu petani di daerah dengan curah hujan rendah untuk tetap produktif. Penelitian genomik juga memungkinkan pengembangan tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi, mendukung upaya untuk meningkatkan kualitas makanan.
Robotika dalam pertanian adalah bidang lain yang mengalami perkembangan pesat. Robot-robot ini dirancang untuk melakukan tugas-tugas yang dulunya memerlukan tenaga manusia, seperti penanaman, pemupukan, dan panen. Contohnya, robot pemanen tomat yang dapat memetik buah dengan lembut dan efisien, mengurangi kerusakan pada tanaman dan meningkatkan kecepatan panen. Selain itu, robot dapat bekerja sepanjang waktu, meningkatkan produktivitas dan mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manual yang sering kali sulit ditemukan.
Teknologi pertanian vertikal juga semakin populer, terutama di area urban di mana lahan terbatas. Pertanian vertikal melibatkan penanaman tanaman dalam lapisan bertingkat, menggunakan sistem hidroponik atau aeroponik. Teknologi ini memungkinkan produksi pangan yang lebih efisien dengan mengurangi penggunaan air dan tanah. Farm vertikal dapat dioperasikan di dalam gedung, memungkinkan produksi makanan segar di pusat kota dan mengurangi jarak distribusi dari ladang ke konsumen.