Imigrasi dan globalisasi adalah dua kekuatan yang saling terkait, membentuk dinamika sosial dan ekonomi di berbagai belahan dunia. Proses globalisasi telah mempercepat mobilitas internasional, menghubungkan pasar global dan memfasilitasi pertukaran budaya yang lebih intens. Di sisi lain, imigrasi merupakan konsekuensi langsung dari globalisasi, memberikan peluang serta tantangan bagi negara-negara penerima dan pengirim.
Dalam konteks sosial, imigrasi sering kali membawa perubahan signifikan pada struktur masyarakat. Imigran, yang datang dari latar belakang budaya yang berbeda, dapat memperkaya keragaman budaya di negara penerima. Mereka membawa tradisi, bahasa, dan kebiasaan baru, yang dapat memperluas pandangan masyarakat lokal. Di kota-kota besar seperti New York, London, dan Sydney, keberagaman budaya ini menjadi daya tarik tersendiri, menciptakan suasana cosmopolitan yang dinamis. Namun, kehadiran imigran juga dapat menimbulkan tantangan seperti masalah integrasi sosial dan potensi konflik budaya.
Sementara itu, di negara-negara pengirim, imigrasi dapat berfungsi sebagai strategi pengurangan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup. Banyak negara berkembang melihat remitan—uang yang dikirim oleh pekerja imigran kepada keluarga mereka di tanah air—sebagai sumber pendapatan penting. Uang ini sering digunakan untuk pendidikan, kesehatan, dan perbaikan infrastruktur, memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Misalnya, negara-negara di Asia Selatan seperti India dan Nepal menerima miliaran dolar dari imigran yang bekerja di luar negeri, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan.