Kecelakaan helikopter yang melibatkan seorang pemimpin negara tentu menimbulkan dampak luas, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional. Hal ini menunjukkan urgensi untuk meningkatkan standar keselamatan dalam penggunaan helikopter, terutama dalam konteks perjalanan resmi yang melibatkan pejabat pemerintahan.
Sebagai sarana transportasi udara, helikopter memiliki keunggulan dalam kemampuannya untuk mendarat dan lepas landas dengan cara yang lebih fleksibel dibanding pesawat terbang. Namun, kecelakaan seperti yang menimpa Presiden Raisi menunjukkan bahwa terdapat risiko yang harus diperhatikan secara serius dalam penggunaannya. Kondisi cuaca buruk dan kabut tebal menghambat upaya tim penyelamat. Belum diketahui bagaimana kondisi terkini Presiden Iran tersebut.
Industri penerbangan juga perlu terus melakukan inovasi dan pengembangan dalam hal keamanan penerbangan, termasuk untuk penggunaan helikopter. Standar keselamatan harus ditingkatkan secara konsisten, baik dalam hal perawatan, pelatihan awak helikopter, maupun pengawasan terhadap faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keamanan penerbangan.
Insiden kecelakaan helikopter yang melibatkan Presiden Ebrahim Raisi harus dijadikan momentum untuk mengevaluasi dan meningkatkan sistem keselamatan dalam penggunaan helikopter untuk perjalanan resmi. Penyelidikan mendalam perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti dari kecelakaan tersebut, sehingga langkah-langkah preventif dapat diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.