Leavitt menambahkan bahwa diskusi masih berlangsung dengan para anggota kelompok bersenjata Palestina. Meski demikian, Israel belum mengonfirmasi persetujuan resmi terhadap usulan baru tersebut.
Dari pihak Hamas, sumber mengatakan kelompok itu telah menerima kesepakatan yang didukung AS pada pekan lalu. Namun, Kamis kemarin, anggota biro politik Hamas, Bassem Naim, menyatakan, versi terbaru proposal tersebut hanya berarti “lanjutan pembunuhan dan kelaparan,” serta tidak memenuhi tuntutan utama rakyat Palestina, yaitu menghentikan perang di Gaza.
“Meskipun begitu, pimpinan gerakan sedang mempelajari tanggapan terhadap usulan tersebut dengan penuh tanggung jawab nasional,” kata Naim.
Sumber lain yang dekat dengan Hamas menyebut versi terbaru proposal itu dianggap kemunduran dibandingkan versi sebelumnya, yang memuat komitmen AS untuk negosiasi gencatan senjata permanen.
Rincian Proposal Gencatan Senjata
Menurut dua sumber yang dekat dengan proses negosiasi, usulan terbaru mengusulkan gencatan senjata selama 60 hari, dengan kemungkinan perpanjangan hingga 70 hari. Selain itu, terdapat rencana pembebasan 10 sandera hidup dan sembilan jenazah sebagai pertukaran tahanan Palestina pada minggu pertama. Pertukaran sandera serupa juga dijadwalkan berlangsung pada minggu kedua, dengan jumlah sandera hidup dan meninggal yang sama, menurut sumber tersebut.