Seorang pejabat militer Israel menyampaikan kepada pihak AFP bahwa operasi militer tersebut akan tetap berlanjut selama dianggap perlu, dan ada kemungkinan untuk memperluas tujuan serangan yang tidak sekadar berbentuk serangan udara. Pada tahap awal Maret 2025, fase pertama gencatan senjata berakhir tanpa ada kesepakatan lanjutan mengenai langkah selanjutnya untuk menjaga penghentian konflik yang lebih permanen.
Israel melalui saluran resmi menyatakan bahwa mereka akan mengerahkan kekuatan yang lebih besar terhadap Hamas. Dalam konteks ini, utusan khusus Presiden AS, Steve Witkoff, pada 16 Maret 2025, mengajukan proposal yang bertujuan untuk menjembatani pembebasan lima sandera yang masih hidup, termasuk seorang warga negara Israel-Amerika, Edan Alexander. Proposal tersebut menawarkan imbalan berupa pembebasan sejumlah besar tahanan Palestina dari penjara Israel.
Namun, dua hari sebelumnya, Hamas mengklaim bahwa mereka siap untuk membebaskan Alexander dan beberapa individu lain yang juga mereka sebut sebagai warga negara Israel-Amerika. Meskipun demikian, Witkoff menyatakan bahwa tanggapan Hamas terhadap tawaran tersebut tidak dapat diterima, menunjukkan kompleksitas dan kesulitan dalam mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan di tengah situasi yang semakin memanas di Gaza.