Dampak dari gelombang panas ini juga terasa pada sektor pertanian, di mana tanaman mengalami tekanan akibat suhu yang ekstrem. Kekeringan yang disebabkan oleh panas yang berkepanjangan telah menyebabkan penurunan produksi tanaman padi, jagung, dan sayuran di beberapa wilayah, mengancam ketahanan pangan di negara-negara tersebut.
Pemerintah di berbagai negara Asia Tenggara telah memberikan peringatan kepada masyarakatnya untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari ketika suhu mencapai puncaknya. Rekomendasi juga diberikan kepada masyarakat untuk mengonsumsi air yang cukup, menggunakan pakaian yang nyaman, dan menghindari paparan langsung terhadap sinar matahari agar mengurangi risiko terkena dampak panas yang berlebihan.
Gelombang panas ini juga menyoroti pentingnya tindakan mitigasi perubahan iklim, di mana efek pemanasan global dapat meningkatkan frekuensi dan intensitas dari kejadian cuaca ekstrem seperti gelombang panas. Kerjasama antarnegara dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi krusial guna mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh fenomena seperti ini.