Melalui penelitian tersebut diketahui spesimen Potanichthys xingyiensis itu panjangnya 153 mm dan memiliki kombinasi sifat-sifat morfologi yang tidak biasa, yang terkait dengan kebiasaan meluncur pada ikan. Ekor pada fosil berbentuk asimetris, bercabang, dan memiliki empat formasi sayap. Sepasang sayap berukuran besar menjadi sayap utama dan sepasang sayap lagi berukuran kecil sebagai sayap tambahan.
Fosil itu ditemukan di Provinsi Guizhou di barat daya China. Penemuan itu menjadi bukti awal kehidupan keluarga ikan Thoracopteridae di Asia. Penulis Guang-Hui dari Institute of Vertebrate Palaeontology and Paleoanthropology di China menegaskan, "P xingyiensis adalah bukti paling awal dari vertebrata yang meluncur di atas air.
Spesies itu telah meluncur di air sekitar 80 juta tahun sebelum munculnya burung, yang dianggap sebagai keturunan dinosaurus berbulu yang kecil. Fosil Thoracopteridae sebelumnya hanya ditemukan di wilayah Austria dan Italia, sedangkan pada penelitian terakhir ini para peneliti berusaha mencari dari barat hingga ke timur lempeng Samudra Paleo-Tethys (samudra yang ada pada periode Jurassic).
Keluarga Thoracopteridae pada masa Triassic masih termasuk kelompok hewan Neopterygii yang saat ini dikenal dengan ikan terbang. Teknik meluncur pada hewan telah banyak mengalami evolusi, seperti pada katak, kadal, dan mamalia. Namun, proses evolusi pada ikan baru dua kali terjadi, yaitu pertama pada jenis ikan Thoracopteridae di masa Triassic, dan yang kedua terjadi lagi evolusi pada famili Exocoetidae. Para peneliti meyakini evolusi yang terjadi pada kedua famili itu terjadi dalam upaya melarikan diri dari serangan predator.