“Rata-rata terlihat adanya pembengkakan di kepala dan leher sapi baik sapi jantan, betina maupun anak sapi. Umumnya sapi-sapi itu hanya sanggup bertahan paling lama satu pekan saja dan setelah itu mati,” ujar David. Ia pun telah melaporkan kejadian ini kepada kepala desa agar segera memecahkan masalah ini sehingga dapat mencegah bertambahnya jumlah sapi yang mati.
Saat ini masih terdapat puluhan sapi warga yang menderita sakit dan jika tidak segera ditangai maka dikhawatirkan akan menyusul sapi-sapi yang telah mati dan peternak pun akan semakin merugi. Warga sangat berharap adanya perhjatian dan intervensi dari pemerintah kabupaten setempat dengan mendatangi lokasi dan segera melakukan penyelidikan agar tahu penyebab dan cara mengobati virus yang menjangkit sapi tersebut.