Taj Mahal, sebuah permata arsitektur yang terletak di Agra, India, bukan hanya sekadar monumen yang megah, tetapi juga merupakan lambang cinta sejati yang melampaui waktu. Masyarakat dari berbagai penjuru dunia datang untuk menyaksikan keindahan Taj Mahal ini, yang didirikan oleh Kaisar Shah Jahan pada abad ke-17 sebagai penghormatan kepada istrinya, Mumtaz Mahal. Kisah cinta yang mendalam ini menjadi inti dari sejarah cinta yang menyayat hati di balik keanggunan bangunan tersebut.
Shah Jahan dan Mumtaz Mahal pertama kali bertemu saat mereka masih remaja. Cinta mereka bersemi di tengah hiruk-pikuk kehidupan istana, di mana Shah Jahan masih dikenal sebagai Pangeran Khurram. Kisah cinta mereka menjadi lebih kuat ketika mereka menikah pada tahun 1612. Mumtaz Mahal tidak hanya menjadi pasangan hidup, tetapi juga sahabat dan penasihat terdekat Shah Jahan. Pasangan ini berbagi banyak momen indah, menghadapi banyak tantangan, dan bersama-sama menikmati kerajaan yang mereka bangun.
Namun, kebahagiaan mereka tidak bertahan selamanya. Pada tahun 1631, Mumtaz Mahal meninggal setelah melahirkan anak kedelapan mereka. Kematian Mumtaz menghancurkan hati Shah Jahan. Konon, dalam kesedihannya yang mendalam, ia mengabaikan urusan kerajaan dan merana karena kehilangan cinta sejatinya. Dalam upayanya untuk mengenang dan memperingati cinta abadi mereka, Shah Jahan memutuskan untuk membangun sebuah makam megah yang kelak dikenal sebagai Taj Mahal.