Harris telah berusaha keras untuk meningkatkan dukungan di kalangan pemilih kulit hitam, namun data dari National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) pada bulan September menunjukkan bahwa satu dari empat pria kulit hitam di bawah usia 50 tahun mengatakan bahwa mereka akan lebih memilih Trump daripada Harris pada bulan November.
Obama, yang merupakan presiden kulit hitam pertama di Amerika, menyatakan bahwa unsur seksisme turut berperan dalam memengaruhi keraguan yang dirasakan terutama di kalangan pria kulit hitam.
"Saya memiliki masalah dengan hal ini karena sebagian dari keraguan tersebut membuat saya berpendapat, dan saya menyampaikannya secara langsung kepada para pria - sebagian dari keraguan tersebut membuat saya berpikir bahwa, mungkin Anda tidak merasa nyaman dengan gagasan memiliki seorang wanita sebagai presiden dan mencari alternatif lain serta alasan lain untuk itu."
Pada saat meneliti proposal kebijakan dari Harris, Obama memberikan pendapatnya. “Harris adalah seseorang yang bisa Anda identifikasi diri dengan beliau; Anda bisa merasakan pengalaman kuliah bersama beliau, memahami perjuangan, rasa sakit, dan kegembiraan yang muncul dari pengalaman tersebut. Sementara Trump secara konsisten menunjukkan ketidakpedulian, tidak hanya terhadap komunitas, tetapi juga terhadap Anda sebagai individu,” ungkap Obama.