Sebelumnya, Amerika Serikat pernah memveto draf resolusi DK PBB terkait upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB. Draf resolusi ini diajukan oleh Aljazair. Keputusan tersebut menandakan sikap sebagian negara terhadap masalah kompleks di Timur Tengah, khususnya terkait konflik antara Palestina dan Israel.
Argentina dan Papua Nugini, sebagai negara yang menolak, memiliki pertimbangan masing-masing terkait keanggotaan penuh Palestina di PBB. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pemerintah keduanya terkait penolakan tersebut, tetapi dapat diasumsikan bahwa mereka memiliki pertimbangan politik dan strategis yang menjadi dasar dari keputusan tersebut. Dalam hubungan internasional, keputusan-keputusan semacam ini dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap dinamika diplomasi antar negara.
Keikutsertaan Argentina dan Papua Nugini dalam menolak Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB juga dapat dipengaruhi oleh hubungan politik dan ekonomi yang mereka miliki dengan negara-negara yang terlibat dalam konflik Timur Tengah. Selain itu, keputusan ini juga dapat mencerminkan adanya keberpihakan terhadap pihak lain yang terlibat dalam konflik tersebut.