Sejak pelantikannya sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat pada tahun 2021, Kamala Harris telah menjadi sorotan. Sebagai wanita kulit hitam dan keturunan Asia pertama yang menduduki jabatan tersebut, Harris membawa banyak harapan dan ekspektasi. Dengan semakin dekatnya pemilu presiden 2024, spekulasi tentang Harris menggantikan Joe Biden sebagai calon presiden dari Partai Demokrat semakin menguat. Dalam analisis ini, kita akan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan ini dan implikasinya bagi politik Amerika Serikat.
Popularitas dan Dukungan Publik
Joe Biden, yang kini berusia 81 tahun, telah mengalami penurunan popularitas dalam beberapa bulan terakhir. Berbagai survei menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap kinerjanya menurun. Kondisi kesehatan dan usia lanjutnya juga menjadi kekhawatiran banyak pemilih. Di sisi lain, Kamala Harris memiliki basis dukungan yang kuat, terutama di kalangan minoritas dan kaum progresif. Dukungan ini penting karena Partai Demokrat sangat bergantung pada suara-suara tersebut untuk memenangkan pemilu.
Namun, Harris juga menghadapi tantangan. Popularitasnya tidak sepenuhnya stabil, dan beberapa survei menunjukkan bahwa dia tidak lebih populer daripada Biden. Meski demikian, kemampuan Harris untuk menarik pemilih muda dan minoritas memberikan keuntungan strategis bagi Partai Demokrat.
Prestasi dan Pengalaman
Kamala Harris memiliki rekam jejak yang mengesankan. Sebelum menjadi Wakil Presiden, dia menjabat sebagai Senator California dan Jaksa Agung California. Pengalamannya dalam sistem peradilan dan legislasi memberikan dasar yang kuat untuk memimpin negara. Sebagai Wakil Presiden, Harris juga telah terlibat dalam berbagai isu penting, termasuk reformasi imigrasi dan perubahan iklim.