Risiko Cepat Bosan dan Mencari Peluang Lain
Alasan lain yang kuat adalah potensi karyawan cepat bosan dan segera mencari pekerjaan baru. Seseorang yang over-qualified untuk sebuah peran mungkin akan merasa kurang tertantang dengan tugas-tugas harian yang repetitif atau terlalu sederhana baginya. Pekerjaan yang tidak menantang bisa menimbulkan rasa jenuh, frustrasi, dan pada akhirnya, mendorong karyawan untuk mencari posisi yang lebih sesuai dengan kemampuannya di perusahaan lain.
Bagi HRD, ini adalah risiko. Proses rekrutmen itu mahal dan memakan waktu. Jika karyawan baru hanya bertahan sebentar, perusahaan harus mengulang seluruh proses lagi, yang berarti pemborosan sumber daya. Mereka lebih suka merekrut seseorang yang kemungkinan besar akan loyal dan bertahan lebih lama di posisi yang memang sesuai dengan tahap kariernya.
Pertimbangan Budaya dan Struktur Organisasi
Kecocokan dengan budaya perusahaan dan struktur organisasi juga jadi pertimbangan. Seorang kandidat yang over-qualified mungkin punya gaya kerja, ekspektasi, atau ambisi yang tidak sejalan dengan dinamika tim atau hierarki di posisi yang dilamar. Misalnya, seseorang yang terbiasa memimpin tim besar mungkin akan kesulitan beradaptasi dengan peran yang tidak punya bawahan.
Ada juga kekhawatiran bahwa kandidat over-qualified bisa menimbulkan intrik internal. Bawahan mungkin merasa terancam dengan kehadiran seseorang yang punya pengalaman lebih banyak, atau justru kandidat itu sendiri yang merasa 'turun kasta' dan sulit menerima arahan dari atasan yang usianya lebih muda atau pengalamannya lebih sedikit. HRD ingin memastikan bahwa setiap rekrutan baru bisa berintegrasi dengan mulus dan tidak mengganggu harmoni tim.