Salah satu strategi politik orang dalam yang sering diimplementasikan adalah memanfaatkan hubungan personal yang kuat untuk mendapatkan keuntungan politik di dalam organisasi. Dengan membangun aliansi dengan mereka yang memiliki kekuasaan atau pengaruh, seseorang dapat meningkatkan kemungkinan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Di sisi lain, strategi politik orang dalam juga dapat mencakup perilaku yang kurang etis, seperti melakukan fitnah atau memanipulasi informasi untuk mencapai tujuan politik.
Selain lingkup individu, politik orang dalam juga dapat terjadi dalam bentuk kelompok yang memiliki kepentingan bersama. Kelompok-kelompok kepentingan ini dapat berusaha mempengaruhi keputusan-keputusan organisasi sesuai dengan agenda yang mereka usung, meskipun tidak selalu sejalan dengan kepentingan umum. Dalam konteks politik pemerintahan, kelompok kepentingan ini seringkali berusaha mempengaruhi kebijakan publik sesuai dengan kepentingan mereka sendiri, terlepas dari dampaknya bagi masyarakat secara keseluruhan.
Pengaruh politik orang dalam dalam pengambilan keputusan juga tidak bisa diremehkan. Keputusan-keputusan yang seharusnya didasarkan pada akal sehat, efisiensi, dan keadilan, seringkali bisa terpolarisasi dan dispolarisasi oleh aksi politik orang dalam. Akibatnya, keputusan-keputusan yang diambil mungkin tidak selalu merupakan pilihan terbaik bagi organisasi atau masyarakat pada umumnya.