Meski bidang seperti customer service dan penulisan mengalami sedikit penurunan dalam jumlah lowongan, sektor seperti komunikasi, operasional, dan pengembangan bisnis justru menunjukkan peningkatan signifikan dan berhasil menembus 10 besar tahun ini.
Tantangan di Balik Fleksibilitas
Meski terdengar menggiurkan, pekerjaan WFA masih termasuk langka di pasar tenaga kerja. FlexJobs mencatat bahwa sepanjang tahun lalu, hanya kurang dari 5% dari total lowongan remote di basis data mereka yang benar-benar menawarkan sistem work-from-anywhere.
Tak hanya itu, mayoritas posisi WFA menuntut pengalaman kerja yang lebih tinggi. Dari data FlexJobs di 2025, hanya sekitar 3% lowongan yang tersedia untuk pemula. Sementara 76% ditujukan untuk tenaga kerja berpengalaman, 13% untuk level manajer, dan sisanya 8% untuk posisi manajemen senior.
“Model kerja ini bukan untuk semua orang,” kata Spencer. “Anda tidak bisa sembarangan menempatkan seseorang yang benar-benar baru di industri ini ke dalam lingkungan kerja yang sangat mandiri. Mereka mungkin belum memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses dalam sistem kerja seperti ini.”
Keterampilan Wajib untuk Bertahan di Sistem WFA
Apa saja keterampilan yang dibutuhkan untuk mampu bekerja dari mana saja secara efektif?
Menurut Spencer, perusahaan yang menawarkan WFA biasanya mencari kandidat dengan kemampuan manajemen waktu yang kuat, komunikasi efektif, pemecahan masalah, dan pemikiran kritis. Tak kalah penting, keterampilan teknis juga harus dimiliki, mengingat sebagian besar tim bekerja secara asynchronous—alias tidak dalam waktu yang sama—sehingga individu harus bisa menyelesaikan berbagai kendala teknis secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain.