Tampang

Waspada! Penipuan Online Kian Marak, Kenali Modusnya Sebelum Jadi Korban!

15 Mar 2025 20:56 wib. 44
0 0
Waspada! Penipuan Online Kian Marak, Kenali Modusnya Sebelum Jadi Korban!
Sumber foto: iStock

Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengambil peran aktif dalam edukasi dan sosialisasi kepada nasabahnya. BRI mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap modus penipuan yang mengandalkan teknik social engineering, yang memanfaatkan kelemahan psikologis manusia seperti rasa ingin tahu, ketergesaan, atau kelengahan. Jika nasabah tidak waspada, mereka bisa menjadi korban tanpa menyadari bahaya yang mengintai.

Untuk melindungi nasabah, BRI menerapkan tiga komponen utama, yaitu proses, teknologi, dan sumber daya manusia (people). Mereka melakukan pengembangan aplikasi yang lebih aman untuk memastikan transaksi yang dilakukan nasabah terlindungi dari risiko penipuan. Selain itu, BRI juga terus berupaya meningkatkan kesadaran nasabah mengenai bahaya social engineering, baik bagi karyawan BRI maupun pengguna layanan perbankan.

BRI merangkum beberapa bentuk social engineering yang dapat menjerat nasabahnya:

1. Phishing Melalui Situs Palsu  

   Para penipu seringkali membuat halaman login yang menyerupai sistem perbankan resmi. Dengan cara ini, mereka berusaha mencuri kredensial pengguna, seperti username dan password.

2. URL Website yang Menyerupai  

   Penjahat siber juga menggunakan alamat web yang mirip, misalnya berusaha menjadikan alamat palsu sebagai qlola.bri.co.id, untuk menipu nasabah agar memberikan informasi berharga mereka.

3. Smishing (SMS Phishing)  

   Penipuan ini dilakukan dengan cara mengirimkan pesan SMS yang mengatasnamakan BRI atau QLola by BRI. Dalam pesan tersebut, biasanya terdapat tautan yang jika di-klik dapat mencuri data pribadi atau mengarahkan korban ke situs palsu.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?