Selain itu, terorisme dan kriminalitas sering kali berakar pada kondisi sosial dan ekonomi yang sama. Kemiskinan, ketidakadilan sosial, dan ketidakstabilan politik dapat menciptakan lingkungan yang subur bagi baik teroris maupun pelaku kriminal. Ketika individu merasa terpinggirkan atau tidak memiliki harapan, mereka mungkin lebih rentan untuk terlibat dalam aktivitas ilegal. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi terorisme dan kriminalitas sering kali memerlukan pendekatan yang menyeluruh, termasuk reformasi sosial dan ekonomi yang dapat mengurangi ketidaksetaraan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengaruh terorisme terhadap kriminalitas juga dapat dilihat dari dampak psikologis yang ditimbulkan oleh serangan teroris. Ketika masyarakat merasa terancam oleh serangan teroris, ketegangan sosial dan ketidakpastian dapat meningkat, yang pada gilirannya dapat memperburuk tingkat kriminalitas. Dalam situasi seperti ini, orang-orang mungkin lebih cenderung terlibat dalam tindakan kriminal sebagai bentuk reaksi terhadap stres dan ketidakamanan yang mereka alami.
Tindakan pemerintah dan lembaga penegak hukum juga memainkan peran penting dalam menghubungkan terorisme dan kriminalitas. Peningkatan pengawasan, penegakan hukum yang ketat, dan kebijakan anti-terorisme sering kali dapat mempengaruhi pola kriminalitas di masyarakat. Namun, pendekatan yang terlalu agresif juga dapat berisiko meningkatkan ketegangan sosial dan memperburuk hubungan antara masyarakat dan aparat keamanan. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan antara tindakan keras terhadap terorisme dan pendekatan yang mendukung komunitas untuk mencegah kriminalitas.