Media sosial yang digunakan oleh MAS adalah salah satu contoh nyata bagaimana teroris modern beroperasi. Dengan memanfaatkan kemudahan akses informasi, mereka dapat menyebar ideologi, mengkomunikasikan rencana, dan melakukan rekrutmen dengan lebih efisien. Oleh karena itu, peran pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam menanggulangi penyebaran konten teroris melalui media sosial sangat dibutuhkan.
Dalam konteks Indonesia, penangkapan MAS di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, adalah pengingat akan pentingnya surveilans yang terus-menerus dan kolaborasi antara berbagai pihak untuk memberantas terorisme. Keberhasilan yang diperoleh Tim Detasemen Khusus 88 dalam menangkap teroris online ini diharapkan dapat mendorong langkah-langkah lebih lanjut dalam menindaklanjuti jaringan-jaringan lain yang mungkin masih beroperasi di dunia maya.
Dengan demikian, meskipun tantangan yang dihadapi dalam memberantas terorisme digital ini cukup besar, usaha kolektif dari semua elemen masyarakat, termasuk peran aktif Tim Densus 88, menunjukkan bahwa langkah nyata dapat diambil dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dari pengaruh terorisme.