Meroko, sebagai salah satu produk tembakau yang disukai oleh banyak orang, memang seringkali menjadi perdebatan tajam di masyarakat. Banyak yang menjadikan meroko sebagai bagian dari gaya hidup mereka, namun tak sedikit pula yang peduli dengan dampak negatif dari kebiasaan tersebut. Di berbagai tempat, sudah banyak terdengar himbauan dan teguran terkait bahaya meroko ini, baik dari pihak keluarga, teman-teman, maupun kampanye-kampanye anti-merokok yang diselenggarakan oleh pihak yang peduli terhadap kesehatan masyarakat.
Namun, insiden tragis ini menunjukkan bahwa teguran mengenai meroko seharusnya diberikan dengan bijaksana, tanpa kekerasan. Sang ibu mungkin hanya ingin memberikan nasihat dan perhatian terhadap kesehatan anaknya, namun reaksi yang ia terima sangat jauh dari yang diharapkan. Kehadiran meroko di tengah-tengah masyarakat seharusnya tidak menjadi alasan untuk melakukan kekerasan, apalagi hingga pada tingkat membunuh.
Peristiwa ini tidak hanya menjadi peringatan bagi para pembuat kebijakan untuk lebih serius dalam menangani masalah meroko, namun juga bagi seluruh individu di masyarakat. Kita semua perlu lebih bijak dalam menerima teguran dan kritik, serta menyikapinya dengan positif tanpa harus melampiaskan emosi dengan cara yang merusak diri sendiri maupun orang lain.