Dukungan untuk Korban: Menyediakan layanan dukungan, seperti konseling, bantuan hukum, dan perlindungan sementara bagi korban. Dukungan ini sangat penting untuk membantu korban pulih dan merasa aman.
Sanksi dan Tindakan Disiplin: Menetapkan sanksi yang tegas untuk pelaku kejahatan seksual. Tindakan disiplin harus sesuai dengan beratnya pelanggaran dan bertujuan untuk mencegah terulangnya kasus serupa.
3. Menciptakan Lingkungan yang Aman
Lingkungan kampus harus dirancang untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi risiko kejahatan seksual. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk:
Peningkatan Keamanan Fisik: Memastikan bahwa area kampus seperti asrama, ruang kelas, dan tempat umum memiliki pencahayaan yang cukup dan sistem keamanan yang memadai, seperti kamera pengawas dan petugas keamanan.
Fasilitas Dukungan: Menyediakan fasilitas dukungan yang mudah diakses bagi mahasiswa, seperti ruang konseling dan pusat bantuan. Fasilitas ini harus dilengkapi dengan staf yang terlatih untuk menangani kasus kejahatan seksual.
Keterlibatan Mahasiswa: Mengajak mahasiswa untuk terlibat dalam program pencegahan dan dukungan, seperti menjadi bagian dari kelompok kesadaran atau relawan di pusat bantuan. Keterlibatan mahasiswa dapat meningkatkan efektivitas program pencegahan.
4. Menangani Kasus dengan Sensitif
Penanganan kasus kejahatan seksual harus dilakukan dengan penuh sensitivitas dan kehati-hatian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan termasuk:
Mendengarkan Korban: Memberikan ruang bagi korban untuk berbicara dan didengar tanpa merasa tertekan atau dinilai. Penting untuk menunjukkan empati dan dukungan emosional selama proses ini.
Menjaga Kerahasiaan: Menjaga kerahasiaan identitas korban dan rincian kasus untuk melindungi privasi dan mencegah stigma sosial. Kerahasiaan ini juga penting untuk memastikan bahwa proses investigasi tidak terganggu.