Dua poin utama yang menggambarkan dampak ekonomi tersebut adalah:
- Biaya ekonomi akibat depresi dan kecemasan diperkirakan mencapai US$1 triliun per tahun secara global.
- Penyebab utama dari kerugian ekonomi ini adalah hilangnya produktivitas tenaga kerja.
Bayangkan dampak dari US$1 triliun yang hilang setiap tahunnya. Jumlah ini bisa dialokasikan untuk pembangunan, pendidikan, atau inovasi. Hilangnya produktivitas tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga perusahaan, industri, dan perekonomian nasional. Karyawan yang mengalami depresi atau kecemasan mungkin hadir di tempat kerja, tetapi tidak dapat fokus atau memberikan kontribusi terbaik mereka, sebuah fenomena yang dikenal sebagai presenteeism. Ini adalah kerugian ganda yang membutuhkan perhatian segera.
Investasi Minim dalam Sektor Kesehatan Mental
Meskipun kesadaran akan pentingnya kesehatan mental terus meningkat, upaya nyata sering kali masih tertinggal. Banyak negara telah membuat kemajuan dalam merumuskan kebijakan yang lebih baik. Namun, kebijakan tersebut seringkali tidak didukung dengan alokasi sumber daya yang memadai. Ini menciptakan kesenjangan antara niat baik dan implementasi yang efektif.
Kesenjangan ini menjadi semakin jelas ketika kita melihat angka anggaran yang dialokasikan. Anggaran untuk kesehatan mental jauh lebih kecil dibandingkan dengan sektor kesehatan lainnya. Padahal, dampak kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kurangnya investasi ini menghambat pengembangan layanan yang dibutuhkan.
Berikut adalah gambaran mengenai minimnya investasi di sektor ini:
- Banyak negara telah memperbaiki kebijakan terkait kesehatan jiwa.
- Anggaran kesehatan mental rata-rata hanya 2% dari total anggaran kesehatan nasional.
Angka 2% ini sungguh mencengangkan, terutama mengingat prevalensi gangguan kesehatan mental yang begitu tinggi. Ini berarti layanan kesehatan mental seringkali kurang memadai, tidak terjangkau, atau tidak tersedia sama sekali bagi banyak orang. Sebagai contoh, di banyak daerah, antrean untuk mendapatkan terapi atau konseling bisa sangat panjang. Biaya layanan juga seringkali menjadi penghalang bagi mereka yang membutuhkan. Investasi yang rendah ini memperparah masalah, menciptakan siklus kesulitan yang berkelanjutan bagi individu dan masyarakat.