Tentu saja, penelitian ini menyoroti peran jalur penciuman sebagai jalur masuk utama bagi plastik ke dalam otak, dan membuat kita menyadari bahwa bernapas di lingkungan dalam ruangan dapat menjadi sumber utama polusi plastik di otak. Prof. Mauad juga menegaskan bahwa nanoplastik, partikel yang berukuran lebih kecil daripada mikroplastik, merupakan faktor yang mempermudah penetrasi plastik ke dalam tubuh, menyebabkan tingkat total partikel plastik yang lebih tinggi, dengan potensi perubahan cara tubuh berfungsi.
Tidak hanya itu, dampak dari plastik yang masuk ke dalam tubuh juga dapat berpotensi menyebabkan perubahan dalam fungsi seluler, terutama ketika berinteraksi dengan organ anak-anak. Pola paparan plastik tersebut dihubungkan dengan risiko munculnya perubahan dalam kehidupan dewasa. Penemuan ini tentu mengangkat kekhawatiran akan pengaruh serius dari paparan plastik terhadap kesehatan manusia.
Sebelumnya, Profesor Dr. Lukas Kenner, anggota Plastic Health Council, menemukan keberadaan plastik dalam tubuh dan menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mempercepat penyebaran sel kanker dalam usus mamu. Temuan studi ini mengindikasikan bahwa plastik dapat memainkan peran penting dalam pembentukan kanker dini.