Matcha sudah dikenal luas sebagai minuman sehat yang kaya akan antioksidan, bahkan kerap dijadikan alternatif pengganti kopi. Selain rasanya yang khas, matcha menawarkan berbagai manfaat kesehatan mulai dari menenangkan pikiran hingga membantu fungsi otak dan jantung. Namun, meskipun banyak keuntungan yang ditawarkan, mengonsumsi matcha secara berlebihan ternyata dapat menimbulkan efek samping yang tidak boleh dianggap remeh.
Menurut Lacey Dunn, seorang ahli gizi fungsional, kandungan kafein pada matcha bisa menjadi sumber masalah bagi sebagian orang, terutama yang sensitif terhadap kafein. Meskipun kadar kafein dalam matcha lebih rendah dibanding kopi, efeknya bisa berlangsung lebih lama. Hal ini dikarenakan adanya kandungan L-theanine, asam amino unik yang tidak hanya memberikan efek relaksasi tetapi juga meningkatkan fokus. Kombinasi kafein dan L-theanine inilah yang membuat matcha disukai banyak orang, tetapi konsumsi dalam dosis tinggi tetap bisa menimbulkan masalah.
Dunn menjelaskan bahwa bagi sebagian orang, terutama mereka yang peka terhadap kafein, matcha dapat menyebabkan gejala seperti kecemasan, kesulitan tidur, mudah marah, hingga sakit kepala. Efek samping ini sering kali tidak disadari karena tingkat kafein matcha yang lebih rendah dari kopi. Namun durasi efek yang lebih panjang dapat memperburuk gangguan tidur dan ketegangan mental.
Tidak hanya itu, konsumsi matcha dalam jumlah berlebihan juga berpotensi mengganggu fungsi hati dan proses detoksifikasi tubuh. Risiko ini semakin meningkat apabila matcha dikonsumsi dalam bentuk suplemen teh hijau dengan dosis tinggi. Selain itu, matcha juga bisa berinteraksi dengan berbagai obat-obatan tertentu, sehingga sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika kamu memiliki kondisi medis atau sedang menjalani pengobatan.