Selain faktor-faktor lingkungan, daya tahan tubuh yang lemah juga menjadi faktor risiko tersendiri. Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula tinggi dan kebiasaan merokok dapat melemahkan daya tahan tubuh, sehingga meningkatkan risiko terkena TBC.
Produksi bahan baku obat untuk TBC secara mandiri adalah langkah progresif dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat. Selain meningkatkan ketersediaan obat, langkah ini juga menciptakan kesempatan untuk pengembangan industri farmasi dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi lebih mandiri dalam pemenuhan kebutuhan obat-obatan, termasuk obat untuk TBC.
Dari sudut pandang pelayanan kesehatan, langkah ini juga dapat mendorong peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kedisiplinan dalam menjalani pengobatan. Pemerintah juga dapat meningkatkan program-program pendidikan dan sosialisasi tentang TBC, sehingga masyarakat lebih memahami dampak penyakit ini dan pentingnya peran mereka dalam pencegahan dan penanggulangan.
Kendati begitu, aspek ketersediaan akses dan distribusi obat-obatan juga perlu diperhatikan. Produksi bahan baku obat untuk TBC secara mandiri harus diikuti dengan strategi distribusi yang efektif, sehingga obat-obatan tersebut dapat tersedia secara merata di seluruh wilayah Indonesia.