Salah satu alasan mengapa kurkumin begitu efektif dalam menangani kadar gula darah adalah kemampuannya mengatasi peradangan kronis dan stres oksidatif, dua kondisi yang sangat umum terjadi pada penderita diabetes. Kurkumin meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dalam tubuh, yang membantu mengurangi stres oksidatif. Ini penting karena stres oksidatif dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk sel-sel penghasil insulin.
Lebih dari itu, kurkumin juga meningkatkan fungsi sel beta pankreas, yakni sel yang bertanggung jawab memproduksi insulin. Tidak hanya meningkatkan sensitivitas insulin, kurkumin juga berkontribusi pada peningkatan ekspresi protein pengangkut glukosa seperti GLUT4, GLUT2, dan GLUT3, yang berperan penting dalam mengatur seberapa banyak glukosa bisa masuk ke dalam sel tubuh.
Enzim penting lain yang diaktifkan oleh kurkumin adalah AMPK (AMP-activated protein kinase). Enzim ini berperan sentral dalam metabolisme energi tubuh, termasuk metabolisme glukosa. Dengan mengaktifkan AMPK, kurkumin mendukung tubuh untuk lebih efisien dalam mengatur kadar gula darah dan menghindari lonjakan glukosa yang berbahaya.
Tak hanya soal gula darah, kurkumin juga menunjukkan efek positif terhadap kolesterol dan kesehatan jantung. Dr. Berg menegaskan bahwa kurkumin memiliki potensi serupa dengan obat statin, yaitu menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, dua komponen yang bila berlebihan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
Lebih jauh, penelitian tahun 2019 menemukan bahwa kurkumin meningkatkan sensitivitas insulin dan profil lipid pada hewan model diabetes tipe 2. Sementara itu, hasil riset terbaru dari Desember 2024 menunjukkan bahwa kombinasi kurkumin dan Metformin mampu memberikan manfaat lebih besar dibandingkan penggunaan salah satu secara tunggal. Kombinasi keduanya mampu meningkatkan kontrol gula darah dan keseimbangan lipid dengan efek samping yang minimal.