Tampang.com | Meski digadang sebagai ujung tombak sistem kesehatan nasional, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di berbagai daerah masih menyimpan segudang persoalan klasik: antrian panjang, obat tidak tersedia, hingga minimnya kehadiran dokter umum. Kondisi ini memengaruhi kualitas layanan bagi jutaan warga, khususnya di wilayah urban padat dan desa terpencil.
Realita di Lapangan: Warga Mengeluh, Petugas Kewalahan
Di salah satu Puskesmas di Bogor Timur, warga harus datang sejak pukul 5 pagi demi mendapat antrean. “Kalau datang jam 7, udah dapat nomor 80 ke atas,” ujar Bu Yani (53), pasien penderita hipertensi. Keluhan serupa muncul dari warga Medan dan Jakarta Utara: waktu tunggu terlalu lama, padahal hanya untuk pemeriksaan ringan.
Obat Sering Tidak Tersedia
Masalah lain yang kerap muncul adalah stok obat yang kosong. Banyak pasien yang akhirnya diarahkan membeli di apotek luar dengan biaya mandiri, padahal sebagian besar mereka adalah peserta BPJS Kesehatan kelas III. Hal ini berbanding terbalik dengan fungsi Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama yang seharusnya memberikan layanan obat dasar secara gratis.