Namun penelitian tersebut menunjukkan orang ragu-ragu, terutama saat korban adalah wanita. Sekitar 45 persen pria yang menderita serangan jantung dalam setting publik menerima CPR dari seorang penonton, dibandingkan dengan hanya 39 persen wanita, para peneliti menemukan.
Penyidik ​​menduga para pengamat mungkin khawatir menyentuh dada wanita aneh di depan umum, bahkan jika itu untuk menyelamatkan nyawa.
Alasan para periset percaya bahwa itu karena orang bertindak sangat berbeda saat seorang wanita roboh di rumah, di mana dia memiliki kesempatan yang sama untuk menerima CPR.
Studi tersebut melibatkan data yang dikumpulkan oleh Resuscitation Outcomes Consortium, jaringan rumah sakit A.S. dan Kanada yang mempelajari serangan jantung.