Temuan ini berawal dari penelitian pada lima pria dari keluarga Bedouin yang menderita kekurangan sperma dan penangkapan spermatogenik pada testis mereka tanpa sebab yang jelas. Orang-orang tersebut dirawat oleh Dr. Eitan Lunenfeld dan timnya di Unit Pemberian Fertilisasi Pusat Kesehatan Universitas Soroka.
Prof. Ruti Parvari dan Mahmoud Huleihel dari Departemen Mikrobiologi, dari bidang Imunologi dan Segmentasi Genetika menemukan mutasi gen tersebut. Mutasi gen ini menyebabkan penonaktifan fungsi gen dan menahan produksi sperma sehingga pada lima pria tersebut seperma tidak terproduksi dengan normal.