Faktor risiko ambliopia juga perlu diperhatikan, di antaranya adalah riwayat keluarga dengan strabismus atau mata juling, mata malas, atau penggunaan kacamata sejak kecil. Selain itu, riwayat medis seperti kelahiran prematur, perkembangan terlambat, dan diabetes juga dapat meningkatkan risiko ambliopia. Masalah mata seperti mata juling, mata berair, ptosis, dan penglihatan kabur juga perlu diperhatikan karena dapat menjadi indikasi ambliopia pada anak-anak.
Dalam penanganan ambliopia, terapi pada masa anak-anak sangat penting untuk mencegah kebutaan permanen. Namun sayangnya, masih banyak orang tua yang tidak menyadari kondisi ambliopia pada anak-anak mereka. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai ambliopia dan pentingnya pemeriksaan mata secara berkala menjadi hal yang krusial dalam upaya pencegahan.
Pemeriksaan mata sejak usia dini juga dapat membantu mendeteksi potensi masalah mata pada anak-anak. Dengan demikian, jika ada indikasi ambliopia, penanganan dapat segera dilakukan untuk mencegah dampak buruk pada penglihatan anak tersebut.