“DBD bukanlah penyakit musiman. Ini bisa menyebar kapan saja sepanjang tahun, apalagi dengan pergeseran iklim yang mendukung populasi nyamuk terus bertahan,” jelasnya.
Nyamuk penyebab DBD sangat cepat berkembang biak di lingkungan lembap dan tergenang air. Oleh karena itu, musim hujan memang menjadi waktu paling rawan, tetapi bukan berarti musim kemarau bebas dari ancaman ini.
Strategi Nasional Kemenkes: Menuju Nol Kematian Akibat DBD di 2030
Tingginya angka kasus DBD yang terus berulang membuat Kemenkes mengambil langkah serius melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (STRANAS) 2021-2025. Salah satu target utamanya adalah menghapus angka kematian akibat DBD di Indonesia pada tahun 2030.
Upaya ini melibatkan pendekatan yang komprehensif, mulai dari peningkatan edukasi publik, penguatan sistem deteksi dini, hingga pencegahan aktif melalui kebersihan lingkungan dan vaksinasi.
Kemenkes juga mengimbau agar seluruh lapisan masyarakat turut andil dalam mencegah penyebaran DBD. Langkah-langkah seperti menjaga kebersihan rumah, rutin menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak sangat dianjurkan.
Langkah Pencegahan yang Tidak Boleh Diabaikan
Mencegah DBD bukan hal yang sulit jika dilakukan secara konsisten. Berikut beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan oleh masyarakat:
-
Menguras dan Menutup Tempat Penampungan Air
Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di genangan air bersih. Menguras bak mandi dan tempat penampungan lainnya secara berkala akan memutus siklus hidup nyamuk.
-
Mengubur atau Mendaur Ulang Barang Bekas
Barang bekas seperti kaleng, botol, dan ban bekas bisa menjadi sarang nyamuk jika terisi air hujan. Segera buang atau manfaatkan kembali agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
-
Gunakan Kelambu dan Lotion Anti Nyamuk
Langkah proteksi diri sangat penting, terutama bagi anak-anak. Tidur dengan kelambu dan memakai lotion antinyamuk bisa membantu mengurangi risiko gigitan nyamuk.
-
Vaksinasi dan Pemeriksaan Dini
Kemenkes telah menyediakan vaksin sebagai upaya pencegahan tambahan, khususnya di daerah dengan risiko tinggi. Selain itu, jika merasakan gejala seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, mual, dan ruam, sebaiknya segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat.