WHO mencatat bahwa beberapa tantangan teknis juga perlu diatasi, termasuk mencegah kekambuhan malaria jenis Plasmodium vivax dengan pengobatan yang lengkap dan mencegah penularan malaria zoonosis Plasmodium knowlesi yang banyak ditemukan di Malaysia.
“Menjangkau komunitas-komunitas ini dengan layanan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan malaria adalah strategi vital dalam mencapai target global nol malaria,” tegas WHO dalam laporannya.
Peran Masyarakat dalam Eliminasi Malaria
Untuk benar-benar mengakhiri malaria, dibutuhkan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya pemerintah atau lembaga kesehatan, tetapi juga peran aktif warga dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Penggunaan kelambu, penyemprotan insektisida, pengurasan genangan air, serta pemantauan gejala dini di lingkungan sekitar menjadi langkah preventif yang sangat penting.
Dengan meningkatnya kesadaran dan keterlibatan masyarakat, serta dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan komunitas internasional, harapan Indonesia untuk mencapai bebas malaria pada tahun 2030 bukanlah hal yang mustahil.
Meningkatnya kasus malaria di Indonesia menjadi pengingat bahwa penyakit yang telah dikenal sejak ratusan tahun lalu ini belum benar-benar tuntas. Target Indonesia bebas malaria 2030 menuntut langkah konkret dan terkoordinasi dari semua pihak. Jika tidak, lonjakan kasus seperti yang terjadi pada 2024 bisa saja terulang kembali dan membahayakan generasi masa depan.
Kita semua memiliki peran penting dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan terbebas dari ancaman malaria. Karena sesungguhnya, seperti tema Hari Malaria Sedunia 2025, akhir dari malaria memang berada di tangan kita.