Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi persoalan serius di berbagai daerah Indonesia, termasuk di Kabupaten Karanganyar. Data terbaru menunjukkan bahwa AKI dan AKB di Karanganyar tergolong tinggi dibandingkan dengan wilayah sekitarnya. Kondisi ini mencerminkan perlunya perhatian lebih dari semua sektor, termasuk dunia farmasi yang selama ini jarang disorot secara langsung dalam isu kesehatan ibu dan anak.
Melalui pafikotakaranganyar.org, para ahli farmasi yang tergabung dalam Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kota Karanganyar mulai mengambil peran strategis dalam menekan angka kematian ini. Meski peran farmasis sering kali berada di balik layar, kontribusi mereka sangat penting dalam memastikan keamanan, efektivitas, dan ketersediaan obat yang digunakan ibu hamil, ibu melahirkan, serta bayi baru lahir.
Mengapa AKI dan AKB Masih Tinggi di Karanganyar?
Ada berbagai faktor penyebab tingginya AKI dan AKB di Karanganyar. Di antaranya adalah masalah gizi ibu selama masa kehamilan, kurangnya pengetahuan tentang konsumsi suplemen yang sesuai, usia ibu saat hamil yang terlalu muda atau terlalu tua, hingga komplikasi kehamilan yang tidak tertangani dengan baik. Penyakit bawaan atau infeksi juga sering menjadi pemicu meningkatnya risiko kematian ibu dan bayi.
Pemerintah Kabupaten Karanganyar telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini, seperti mengoptimalkan peran bidan di posyandu, meningkatkan pelayanan kesehatan dasar, serta kampanye kesehatan untuk ibu hamil. Namun, seiring berkembangnya peran tenaga kesehatan, peran apoteker kini semakin dibutuhkan untuk melengkapi langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang sudah ada.