Tampang.com | Kesehatan mental di kalangan remaja Indonesia mengalami krisis yang tak terlihat. Tekanan akademik, pengaruh media sosial, dan kurangnya dukungan emosional membuat banyak remaja rentan mengalami gangguan kecemasan, stres berlebih, hingga depresi. Data dari Riskesdas menunjukkan peningkatan signifikan gangguan mental pada usia 15–24 tahun. Sayangnya, masalah ini sering diabaikan atau dianggap sebagai hal biasa oleh lingkungan sekitar.
Tekanan Akademik dan Sosial Menjadi Pemicu Utama
Menurut WHO, lebih dari 1 dari 7 remaja di dunia mengalami gangguan mental, dan kondisi ini kerap muncul di usia sekolah menengah. Di Indonesia, tekanan akademik yang tinggi dan ekspektasi orang tua menjadi faktor dominan.
“Remaja saat ini berada dalam tekanan luar biasa. Tuntutan nilai, persaingan masuk perguruan tinggi, dan ekspektasi dari lingkungan sering kali membuat mereka merasa tidak berdaya,” jelas Rini Andalasari, M.Psi., psikolog klinis di Jakarta.
Media Sosial Memperparah Kondisi Mental Remaja
Media sosial juga berperan besar dalam memperburuk kondisi mental. Remaja kerap membandingkan diri dengan standar tidak realistis yang mereka lihat di platform digital.