Tampang

Kenapa Warga Indonesia Lebih Pilih Berobat ke Luar Negeri? Inilah Alasan di Balik Fenomena Ini

30 Apr 2025 09:11 wib. 37
0 0
Kenapa Warga Indonesia Lebih Pilih Berobat ke Luar Negeri? Inilah Alasan di Balik Fenomena Ini
Sumber foto: iStock

"Kenapa pembiayaan murah? Karena ada kebijakan negara, regulasi negara soal free tax khususnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat," tambahnya. Kebijakan ini memberikan keuntungan baik bagi rumah sakit maupun pasien, sehingga banyak warga Indonesia yang beralih ke negara tetangga untuk mendapatkan pelayanan medis yang lebih terjangkau namun tetap berkualitas.

Potensi Kerugian Ekonomi yang Terjadi

Fenomena berobat ke luar negeri ini ternyata membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengungkapkan bahwa lebih dari 1 juta orang Indonesia setiap tahunnya pergi ke luar negeri untuk berobat. Potensi kerugian yang diakibatkan oleh fenomena ini cukup besar, yakni sekitar US$11,5 miliar, yang jika dihitung dengan nilai tukar saat ini setara dengan Rp 180 triliun. Angka yang fantastis ini menunjukkan bahwa Indonesia kehilangan sumber daya ekonomi yang seharusnya bisa digunakan untuk mengembangkan sektor kesehatan dalam negeri.

Menurut Jokowi, banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri karena mereka merasa mendapatkan pelayanan medis yang lebih baik, meskipun pemerintah telah berusaha memperbaiki kualitas layanan kesehatan di dalam negeri. Ketidakpuasan terhadap kualitas pelayanan di rumah sakit Indonesia menjadi alasan kuat mengapa banyak orang lebih memilih negara tetangga sebagai tujuan pengobatan.

Krisis Dokter Spesialis: Masalah yang Membuat Warga "Kabur" ke Luar Negeri

Selain faktor harga dan kenyamanan, masalah serius yang menyebabkan banyak warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri adalah kekurangan dokter spesialis di dalam negeri. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa Indonesia tengah mengalami krisis dokter spesialis yang akut. Salah satu penyebab utama masalah ini adalah sistem pendidikan dokter spesialis yang terlalu membebani peserta didik.

Dalam sistem pendidikan di Indonesia, calon dokter spesialis harus berhenti bekerja dan membayar biaya pendidikan yang sangat tinggi untuk melanjutkan studi mereka. Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang menerapkan sistem ini, di mana dokter spesialis tidak bisa bekerja sambil melanjutkan pendidikan. "Kita ini unik sendiri di dunia. Di luar negeri, dokter spesialis tetap bekerja dan digaji selama pendidikan. Kita malah harus berhenti kerja, bayar mahal, dan baru bisa praktek lagi setelah lulus," ujar Budi saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI pada 29 April 2025.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?