Tampang.com | Kurang tidur bukan sekadar lelah keesokan harinya. Dalam jangka panjang, begadang dan pola tidur buruk berdampak besar pada kesehatan fisik, mental, hingga produktivitas. Namun ironisnya, di Indonesia, tidur masih dianggap bisa dikorbankan demi kerja atau hiburan.
Data Menunjukkan Masalah Serius
Studi Universitas Indonesia tahun 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 60% responden usia 18–35 tahun mengalami gangguan tidur, mulai dari sulit tidur, bangun tidak segar, hingga begadang kronis. WHO bahkan menggolongkan gangguan tidur sebagai epidemi global yang tersembunyi.
“Kurang tidur menurunkan imunitas, memperburuk konsentrasi, dan meningkatkan risiko depresi,” jelas dr. Amelia Rachman, dokter spesialis tidur dari Jakarta Sleep Center.
Dampaknya Lebih Luas dari yang Dibayangkan
Tak hanya tubuh terasa lesu, kurang tidur juga meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, dan obesitas. Dalam jangka panjang, risiko stroke dan penyakit jantung juga meningkat. Secara mental, gangguan tidur berkaitan erat dengan kecemasan, gangguan suasana hati, bahkan suicidal ideation.