Mereka menyimpulkan, seperti tertuang dalam jurnal Scientific Reports, bahwa "asupan gula yang lebih rendah bisa dikaitkan dengan kesehatan psikologis yang lebih baik."
Namun ahli gizi Catherine Collins, juru bicara British Dietetic Association, mengatakan bahwa hasil ini "belum terbukti". Masalahnya adalah jumlah konsumsi gula dilaporkan sendiri oleh partisipan dan asupan gula dari alkohol tidak dihitung.
Para periset tersebut, katanya, tampaknya merancukan gula alami dari bahan makanan seperti susu, dan gula yang ditambahkan ke minuman panas atau permen.
"Mengurangi asupan gula sangat baik untuk gigi, dan mungkin juga baik untuk berat badan, tapi sebagai perlindungan terhadap depresi? Tidak terbukti," kata Collins, seperti dilansir AFP.