Flu Singapura, juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), merupakan penyakit yang umumnya menyerang anak-anak. Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri tenggorokan, penurunan nafsu makan, dan luka lepuh pada mulut. Penyakit ini disebabkan oleh virus Coxsackievirus strain A16, yang menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita atau benda-benda yang terkontaminasi. Masa inkubasi Flu Singapura berlangsung selama tiga hingga enam hari, di mana anak-anak mengalami demam dan sakit tenggorokan sebelum ruam muncul.
Kebanyakan kasus Flu Singapura pada anak bisa sembuh dengan sendirinya, namun perawatan yang tepat dapat membantu meredakan gejala dan mempercepat proses penyembuhan. Obat penurun demam, konsumsi minuman dingin, pemberian makanan lunak, serta menjaga hidrasi adalah beberapa cara perawatan mandiri yang bisa dilakukan. Pencegahan penularan juga sangat penting, dengan mencuci tangan secara teratur dan menghindari kontak langsung dengan penderita setelah ruam muncul.
Penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak di bawah 10 tahun, terutama mereka yang berada di pusat penitipan anak. Meskipun anak-anak biasanya mengembangkan kekebalan terhadap penyakit ini seiring bertambahnya usia, remaja dan orang dewasa tetap memiliki risiko tertular. Selain usia, faktor risiko lainnya adalah kurangnya kebersihan diri dan paparan yang tinggi terhadap lingkungan tempat umum.
Mengingat kasus flu Singapura yang masih cukup sering terjadi, pemahaman masyarakat mengenai gejala, penularan, dan penanganan Flu Singapura perlu ditingkatkan. Pemerintah perlu terus melakukan edukasi kepada masyarakat, terutama orangtua atau pengasuh anak, mengenai tindakan pencegahan yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko penularan Flu Singapura.