Aktivitas fisik ringan seperti ini menjadi semacam ‘pemicunya’. Tidak perlu olahraga berat—cukup dengan berjalan keliling rumah atau di sekitar lingkungan, tubuh akan merespons lebih baik terhadap proses pencernaan. Dampaknya bukan hanya mengurangi rasa kembung, tetapi juga membantu mencegah sembelit dan membuat tubuh lebih nyaman.
Damman juga menekankan bahwa bagaimana dan di mana seseorang membuang gas adalah hak pribadi. "Apakah Anda lebih suka kentut di luar ruangan, dalam rumah, saat olahraga atau tidak, itu adalah hak prerogatif Anda," ujarnya sambil menyisipkan sedikit humor dalam pendekatannya.
Kontrol Gula Darah Lebih Baik
Selain mendukung kerja sistem pencernaan, berjalan kaki setelah makan juga punya manfaat besar untuk menjaga kestabilan kadar gula darah. Setelah makan, gula dari makanan masuk ke dalam aliran darah, menyebabkan lonjakan gula darah. Bila tidak dikendalikan, hal ini bisa menyebabkan gangguan metabolik, terutama bagi mereka yang memiliki risiko diabetes atau resistensi insulin.
Apalagi, bagi sebagian orang yang melewatkan sarapan dan baru makan siang atau malam, lonjakan gula darah bisa menjadi lebih drastis. Ketika tubuh tidak cukup menghasilkan insulin atau tidak meresponsnya dengan baik, kadar gula darah akan tetap tinggi lebih lama, yang dapat menyebabkan kerusakan organ seperti mata, ginjal, dan jantung, sebagaimana dijelaskan oleh Yale Medicine.
Dr. Damman menyebutkan bahwa penelitian ilmiah telah menunjukkan bagaimana aktivitas ringan pasca-makan bisa membantu mengendalikan lonjakan gula darah. Bahkan hanya lima menit gerakan yang meningkatkan detak jantung—seperti jalan santai di sekitar rumah atau lompat tali ringan—sudah cukup untuk memberikan manfaat signifikan dalam mengatur metabolisme tubuh.