Dalam konteks ini, Bambang menegaskan bahwa penting bagi individu yang menggunakan silent treatment untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih sehat dan efektif. Begitu pula bagi mereka yang menerima perlakuan ini, penting untuk mengajak pasangan atau rekan untuk berbicara secara terbuka tentang pola komunikasi yang tidak sehat dan mencari solusi bersama.
Dari perspektif psikolog klinis, penggunaan silent treatment bukanlah tanda pasti adanya gangguan mental, namun lebih condong kepada gaya komunikasi pasif-agresif. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan hubungan antarpribadi. Oleh karena itu, penting untuk memahami motivasi di balik penggunaan silent treatment dan berusaha untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih jelas dan sehat.