Selama ini, banyak orang percaya bahwa penyakit asam urat—atau gout—muncul akibat terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat, seperti daging merah, makanan laut, atau minuman tinggi gula. Namun, sebuah penelitian terbaru berskala internasional justru mengungkap fakta mengejutkan: faktor genetika mungkin menjadi penyebab utama dari munculnya penyakit ini.
Dalam studi yang dimuat oleh Science Alert, para peneliti menganalisis data genetik dari sekitar 2,6 juta orang yang berasal dari 13 kelompok data DNA berbeda. Dari total tersebut, terdapat lebih dari 120.000 orang yang diketahui mengidap asam urat. Penelitian ini memberikan gambaran yang sangat luas mengenai keterkaitan antara susunan genetik dengan risiko seseorang mengalami radang sendi akibat kadar asam urat yang tinggi.
Genetik Lebih Dominan Dibanding Pola Makan?
Selama bertahun-tahun, stigma yang melekat pada penderita asam urat seakan menjadi beban tersendiri. Banyak orang merasa bersalah, seolah penyakit ini adalah akibat langsung dari pilihan gaya hidup yang buruk. Namun, studi ini justru memberikan perspektif baru.
Peneliti membandingkan susunan genetik para penderita dengan individu sehat. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun gaya hidup dan lingkungan tetap memberi pengaruh, faktor keturunan atau genetik lebih besar dalam menentukan risiko seseorang terkena asam urat.
Tony Merriman, seorang pakar epidemiologi dari Universitas Otago, Selandia Baru, sekaligus penulis studi yang diterbitkan di jurnal Nature Genetics, menjelaskan bahwa penyakit asam urat merupakan kondisi kronis yang diturunkan secara genetik, bukan akibat langsung dari kesalahan pribadi.