“Gejala yang sama bisa disebabkan oleh penyakit yang sangat berbeda. Misalnya nyeri dada bisa berarti gangguan otot, tapi juga bisa serangan jantung. Konsultasi dokter adalah satu-satunya cara untuk tahu secara pasti,” lanjut dr. Dinda.
Dampak Psikologis dan Sosial
Selain kesalahan medis, self-diagnosis juga bisa memicu gangguan psikologis, seperti kecemasan berlebih atau hipokondria. Orang menjadi sangat khawatir karena merasa dirinya mengidap penyakit berat padahal belum tentu benar.
“Banyak pasien datang dengan kecemasan tinggi karena merasa terpapar penyakit parah setelah membaca artikel di internet. Ini bisa berdampak serius pada kesehatan mental mereka,” ungkap Fitrah Laksmi, psikolog klinis.
Khususnya pada Kesehatan Mental
Self-diagnosis di bidang kesehatan mental menjadi lebih rumit. Banyak orang merasa dirinya mengalami depresi, ADHD, atau bipolar hanya karena menonton video di media sosial. Padahal, diagnosis gangguan mental sangat kompleks dan memerlukan sesi evaluasi oleh profesional yang kompeten.
“Diagnosis psikologis bukan sekadar cocok-cocokan gejala. Ada proses observasi dan wawancara klinis yang harus dilalui,” jelas Fitrah.