Langkah besar sedang dipersiapkan oleh pemerintah Amerika Serikat dalam merombak total sistem pangan nasional. Presiden Donald Trump, dalam pernyataannya pada Selasa, 22 April 2025, mengumumkan rencana ambisius untuk menghilangkan pewarna makanan sintetis dari rantai pasok makanan di seluruh negeri. Keputusan ini merupakan bagian dari program reformasi kesehatan nasional yang lebih luas dengan slogan yang cukup familiar di telinga publik: Make America Healthy Again (MAHA).
Inisiatif ini didorong oleh Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr., yang bertekad membalikkan tren kesehatan masyarakat Amerika yang selama beberapa dekade mengalami kemunduran akibat paparan bahan kimia sintetis dalam makanan. Sebagai bagian dari rencana tersebut, delapan jenis pewarna makanan buatan akan dihapus dari daftar bahan yang diizinkan, paling lambat pada akhir tahun 2026.
Ancaman Tersembunyi di Balik Warna Cerah Makanan
Selama puluhan tahun, warna-warna mencolok yang menghiasi makanan ringan, sereal, minuman bersoda, dan bahkan produk olahan susu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Amerika. Namun di balik penampilan menarik tersebut, sejumlah besar penelitian mulai membuktikan bahwa pewarna sintetis membawa lebih banyak mudarat daripada manfaat.
Komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), Marty Makary, mengungkapkan kekhawatiran mendalam atas zat-zat kimia tersebut. “Selama lima dekade terakhir, anak-anak Amerika tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi bahan kimia beracun,” ujarnya dalam konferensi pers. Ia menyoroti bagaimana pewarna sintetis telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), kanker, diabetes, gangguan genetik, hingga penyakit sistem pencernaan.
Penelitian Mendalam untuk Generasi Masa Depan
Sebagai bagian dari reformasi sistem pangan, Institut Kesehatan Nasional (NIH) juga telah ditugaskan untuk melakukan penelitian komprehensif mengenai dampak jangka panjang zat aditif terhadap perkembangan anak-anak. Langkah ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah tidak hanya fokus pada perubahan kebijakan, tapi juga pada pemahaman ilmiah yang mendalam dan berbasis data.