Menurutnya, air yang tercemar berpotensi membawa bakteri E. coli, logam berat, dan zat kimia berbahaya. Jika dikonsumsi terus-menerus, risiko infeksi saluran cerna, gangguan ginjal, hingga kanker bisa meningkat.
Sanitasi Buruk Memperparah
Kondisi ini makin parah di wilayah yang belum memiliki sistem sanitasi layak. Air limbah domestik kerap mencemari sumber air tanah, sementara sistem perpipaan air bersih milik pemerintah sering mengalami kebocoran dan kontaminasi.
“Sanitasi buruk adalah bom waktu. Di kota besar sekalipun, kita belum benar-benar aman dari krisis air bersih,” ujar dr. Ratna.
Pemerintah Dinilai Lambat Menanggapi
Meskipun krisis air bersih sudah berlangsung bertahun-tahun, respons kebijakan dinilai lambat dan bersifat reaktif. Proyek pembangunan sumur artesis atau instalasi air bersih tak kunjung menjangkau seluruh warga kota, terutama mereka yang tinggal di kawasan padat dan kumuh.