Jarak tempuh dari angkot ke-2 ke terminal kurang lebih 10 menitan. Lebih singkat dari pada jarak dari rumah hingga tadi saya memberhentikan angkot ke-2. Turunlah saya di terminal. Saya melirik jam tangan saja, sudah pukul 06.55, sedangkan saya harus sudah masuk pukul 07.00. Ketika turun dari angkot, rasanya saya belum diberi semangat untuk jalan kaki dari terminal ke kantor saya. Karenanya saya memutuskan untuk naik becak saja. Sebelumnya saya tidak pernah naik becak menuju kantor. Namun, tadi saya rasanya ingin menikmati perjalanan ke kantor dengan transportasi yang jarang saya gunakan belakangan, angkot dan becak!
Naik becak, memberikan sensasi kesegaran yang berbeda dibandingkan dengan jika kita naik motor atau pun mobil. Bahkan, pagi tadi gara-gara naik becak, saya jadi ingat masa sekolah dulu ketika langganan becak menuju sekolah. Hahaha. Dan setelah menikmati perjalanan becak saya selama 5 menit saya pun akhirnya tiba di kantor dengan selamat.
Setelah menikmati perjalanan dengan transportasi umum, saya jadi terbayang berapa pendapatan para sopir angkot dan juga abang becak yang mungkin berkurang sejak adanya transportasi berbasis online.
Beberapa waktu sebelumnya saya pernah terlibat perbincangan yang menarik dengan sopir kendaraan berbasis online. Dia awalnya bekerja di sebuah perusahaan, namun karena sesuatu dia tidak bekerja di situ lagi dan memutuskan untuk menjadi driver kendaraan online. Dengan profesi barunya, ia bisa membiayai kembali keluarga sambil mencicil motor. Ternyata motor yang ia pakai untuk menarik penumpang adalah motor cicilan. Cicilannya ia bayar melalui bonus harian yang ia peroleh semenjak ia menjadi driver online. Terbayang, ketika ada himbauan pemerintah agar driver online tidak beroperasi, bagaimana cara bapak tersebut bisa membiayai keluarganya?