Tawakkol Karman adalah salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh di dunia Arab dan dikenal sebagai “Ibu Revolusi” dari Yaman. Ia lahir pada 7 Februari 1979 di Taiz, Yaman, dan dikenal karena perannya dalam perjuangan untuk demokrasi dan hak asasi manusia. Tawakkol Karman mengukir namanya dalam sejarah dengan menjadi wanita pertama yang menerima Nobel Perdamaian pada tahun 2011. Penghargaan ini diberikan atas komitmennya dalam memperjuangkan kebebasan dan keadilan di Yaman, terutama selama masa revolusi yang mengguncang negara tersebut.
Sebagai jurnalis dan aktivis, Tawakkol Karman terlibat dalam gerakan protes yang dikenal sebagai "Gerakan Permintaan Perubahan" (Popular Revolution). Gerakan ini muncul pada 2011 sebagai respons terhadap pemerintah otoriter yang dipimpin oleh Presiden Ali Abdullah Saleh. Karman menjadi salah satu wajah terdepan dalam gerakan tersebut, memimpin demonstrasi dan menyuarakan suara rakyat di Yaman. Melalui aksi-aksinya, ia berusaha untuk menuntut reformasi politik dan sosial, serta penegakan hak asasi manusia.
Pada tahun yang sama, Tawakkol Karman dianugerahi Nobel Perdamaian, sebuah prestasi yang sangat signifikan bagi perempuan di dunia Arab. Ia menjadi simbol harapan bagi banyak orang, terutama perempuan, untuk berjuang demi hak-hak mereka. Dalam pidato penerimaannya, Karman menegaskan bahwa kebebasan dan keadilan tidak hanya hak setiap individu, tetapi juga merupakan fondasi untuk perdamaian yang berkelanjutan di Yaman dan di seluruh dunia. Penghargaan Nobel Perdamaian ini juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat Yaman, yang telah terjebak dalam konflik berkepanjangan dan kemiskinan.