Ketika kita memandang manusia, sesungguhnya kita sedang menyingkap tabir kompleksitas yang membentuk hakikatnya. Ibnu Mandzhur, seorang pemikir besar, mengajarkan bahwa istilah "Insan" berasal dari akar kata yang penuh makna: anasa, annasa, dan nasiya.
Anasa, yang mengandung arti kemampuan berpikir, belajar, dan meminta izin, membedakan manusia sebagai makhluk yang penuh potensi intelektual. Dengan penglihatan dan nalarnya, manusia mampu memetik hikmah dari setiap langkah kehidupannya. Ilmu yang dimilikinya memungkinkan untuk membedakan antara kebaikan dan keburukan, serta memperbaiki kesalahan yang mungkin dilakukannya. Adab dan etika, tercermin dalam permohonan izin, melandasi interaksi manusia dengan sesama dan lingkungannya.
Annasa, merujuk pada sifat jinak dan ramah, membedakan manusia dari binatang yang liar. Manusia, dengan kelembutannya, menciptakan peradaban dan aturan main yang mengatur kehidupan bermasyarakat. Dia menjalin hubungan yang bersahabat dengan lingkungan sekitarnya, menegakkan keadilan dan kemanusiaan.