Kematian Nabi Muhammad SAW pada 8 Juni 632 Masehi merupakan salah satu peristiwa paling memilukan dalam sejarah Islam. Kehilangan seorang pemimpin dan nabi yang telah membimbing umat Islam selama lebih dari dua dekade menciptakan kekosongan besar dalam komunitas Muslim. Namun, peristiwa ini juga menandai babak baru dalam sejarah Islam, yakni pengangkatan Abu Bakar As-Siddiq sebagai khalifah pertama.
Kematian Nabi Muhammad
Nabi Muhammad, setelah menyelesaikan perjalanan dakwahnya dan menyebarkan Islam di seluruh Jazirah Arab, mengalami sakit pada bulan terakhir hidupnya. Sakit ini dimulai dengan demam dan rasa lelah yang terus menerus. Meskipun beliau tetap melaksanakan shalat dan memberikan petunjuk kepada umatnya, kondisi kesehatannya semakin memburuk. Pada tanggal 8 Juni 632, Nabi Muhammad menghembuskan napas terakhirnya di rumah istrinya, Aisyah, yang terletak di Madinah.
Kematian Nabi Muhammad tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi para sahabat dan umat Muslim, tetapi juga mengancam stabilitas komunitas Islam yang baru terbentuk. Rasulullah adalah figur sentral yang mengayomi umat, dan kehilangan beliau membuat banyak orang khawatir tentang masa depan Islam.
Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah Pertama
Sesaat setelah kematian Nabi Muhammad, muncul kebutuhan mendesak untuk memilih pengganti yang dapat memimpin umat Islam dan menjaga kesinambungan ajaran Islam. Di sinilah peran Abu Bakar As-Siddiq menjadi sangat krusial. Abu Bakar, salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad dan orang pertama yang memeluk Islam, dianggap sebagai kandidat yang paling tepat untuk menjadi khalifah.